Jumat, 22 Oktober 2010

Teknologi Pengecoran Logam

PENGECORAN LOGAM (FOUNDRY)
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri ciri dari proses pengecoran, yaitu :
1. Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak
2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3. Pengaruh material cetakan
4. Pembekuan logam dari kondisi cair

Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan, ada pengecoran dengan sekali pakai (expendable Mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent Mold). Cetakan pasir termasuk dalam expendable mold. Karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran saja, setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran. Dalam pembuatan cetakan, jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika, pasir zircon atau pasir hijau. Sedangkan perekat antar butir-butir pasir dapat digunakan, bentonit, resin, furan atau air gelas.

Proses Pengecoran Logam
1. Gambar
2. Pola
Pola merupakan gambaran dari bentuk produk yang akan dibuat. Pola dapat dibuat dari kayu, plastic/polimer atau logam. Pemilihan material pola tergantung pada bentuk dan ukuran produk cor, akurasi dimensi, jumlah produk cor dan jenis proses pengecoran yang digunakan.
Jenis-jenis pola :
a. Pola tunggal (one pice pattern / solid pattern)Biasanya digunakan untuk bentuk produk yang sederhana dan jumlah produk sedikit. Pola ini dibuat dari kayu dan tentunya tidak mahal.
b. Pola terpisah (spilt pattern)
Terdiri dari dua buah pola yang terpisah sehingga akan diperoleh rongga cetak dari masing-masing pola. Dengan pola ini, bentukproduk yang dapat dihasilkan rumit dari pola tunggal.
c. Match-piate patternJenis ini popular yang digunakan di industri. Pola “terpasang jadi satu” dengan suatu bidang datar dimana dua buah pola atas dan bawah dipasang berlawanan arah pada suatu pelat datar. Jenis pola ini sering digunakan bersama-sama dengan mesin pembuatan cetakan dan dapat menghasilkan laju produksi yang tinggi untuk produk-produk kecil.

3. Cetakan


 Cetakan Pasir
Kebanyakan pasir yang digunakan dalam pengecoran adalah pasir silika (SiO2). Pasir merupakan produk dari hancurnya batu-batuan dalam jangka waktu lama. Alasan pemakaian pasir sebagai bahan cetakan adalah karena murah dan ketahanannya terhadap temperature tinggi. Ada dua jenis pasir yang umum digunakan yaitu naturally bonded (banks sands) dan synthetic (lake sands). Karena komposisinya mudah diatur, pasir sinetik lebih disukai oleh banyak industri pengecoran.
Pemilihan jenis pasir untuk cetakan melibatkan bebrapa factor penting seperti bentuk dan ukuran pasir. Sebagai contoh , pasir halus dan bulat akan menghasilkan permukaan produk yang mulus/halus. Untuk membuat pasir cetak selain dibutuhkan pasir juga pengikat (bentonit atau clay/lempung) dan air. Ketiga Bahan tersebut diaduk dengan komposisi tertentu dan siap dipakai sebagi bahan pembuat cetakan.

Jenis Cetakan PasirAda tiga jenis cetakan pasir yaitu green sand, cold-box dan no-bake mold. Cetakan yang banyak digunakan dan paling murah adalah jenis green sand mold (cetakan pasir basah). Kata “basah” dalam cetakan pasir basah berati pasir cetak itu masih cukup mengandung air atau lembab ketika logam cair dituangkan ke cetakan itu. Istilah lain dalam cetakan pasir adalah skin dried. Cetakan ini sebelum dituangkan logam cair terlebih dahulu permukaan dalam cetakan dipanaskan atau dikeringkan. Karena itu kekuatan cetakan ini meningkat dan mampu untuk diterapkan pada pengecoran produk-produk yang besar.
Dalam cetakan kotak dingin (box-cold-mold), pasir dicampur dengan pengikat yang terbuat dari bahan organik dan in-organik dengan tujuan lebih meningkatkan kekuatan cetakan. Akurasi dimensi lebih baik dari cetakan pasir basah dan sebagai konsekuensinya jenis cetakan ini lebih mahal.
Dalam cetakan yang tidak dikeringkan (no-bake mold), resin sintetik cair dicampurkan dengan pasir dan campuran itu akan mengeras pada temperatur kamar. Karena ikatan antar pasir terjadi tanpa adanya pemanasan maka seringkali cetakan ini disebut juga cold-setting processes. Selain diperlukan cetakan yang tinggi, beberapa sifat lain cetakan pasir yang perlu diperhatikan adalah permeabilitas cetakan (kemampuan untuk melakukan udara/gas).
4. Peleburan
5. Fettling
Disadur dari http//miftachword.blogspot.com

LABORATORIUM POLMAN CEPER
Laboratorium Logam POLMAN Ceper bergerak dibidang pengujian-pengujian logam, pengujian diantara lain :
1. Pengujian Metalografi
2. Pengujian Pasir Cetak
3. Pengujian uji Tarik, dll.

Laboratorium Polman Ceper memiliki alat - alat yang modern dan canggih untuk menguji baik struktur logam maupun uji tarik.

>> Lab Logam Polman Ceper memiliki alat - alat diantaranya :
1. Spektrometer
2. Mikroskop Metalografi
3. Mounting Press Machine
4. Mesin Uji Tarik
5. Spesiment Tube, dll.

  • PENGUJIAN PASIR CETAK
-Bentuk Butir
-Berat Sampel
-Compactibility
-Permeabilitas
-Kekerasan Pasir
-Kekuatan Tekan
-Kandungan Air
-Kekuatan Geser
-Kehalusan Butir / GFN
-Titik Sinter
-Keasaman Pasir
-Kadar Clay
-Flowability
  • PENGUJIAN MEKANIK
-Kekerasan
-Uji Kuat Tarik
-Uji Impack
  • PENGUJIAN MATALOGRAFI
-Mounting Sampel
  • KOMPOSISI KIMIA
-Komposisi Non Ferro (Al, Cu, Baja Paduan Tinggi)
-Komposisi Ferro (Besi Cor, Steel)
  • NDT (ULTRASONIC)
  • PELEBURAN
-CE meter, Cup CE Meter
-Termocouple, Cup Termocouple
-Pyrometer Optic

Praktikum
Dalam praktek lab. Metalografi diharapkan mahasiswa bisa menguji logam dg benar dan bisa menentukan golongan2 logam, kami di wajibkan membuat sampel uji sesuai dg kriteria uji metalografi.

- Tujuan dari pengujian metalografi :
Untuk mempelajari struktur logam maupun material lainnya dg bantuan Mikroskop Optik.
- Metalografi meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1.Cutting, yaitu mengetahui prosedur proses pemotongan sampel dan menetukan teknik pemotongan yang tepat dalam pengambilan sampel metalografi sehingga didapat benda uji yang representatif.
2.Mounting, yaitu menempatkan sampel pada suatu media, untuk memudahkan penanganan sampel yang berukuran kecil dan tidak beraturan tanpa merusak sampel.

3.Grinding, yaitu meratakan dan menghaluskan permukaan sampel dengan cara menggosokkan sampel pada kain abrasif atau ampelas.
4.Pemolesan (Polishing), yaitu mendapatkan permukaan sampel yang halus dan mengkilat seperti kaca tanpa menggores, sehingga diperoleh permukaan sampel yang halus bebas goresan dan mengkilap seperti cermin, menghilangkan ketidakteraturan sampel hingga orde 0,01 µm.
5.Etsa, yaitu mengamati dan mengidentifikasi detil struktur logam dengan bantuan mikroskop optik setelah terlebih dahulu dilakukan proses etsa pada sampel, mengetahui perbedaan antara etsa kimia dengan elektro etsa serat aplikasinya.

Untuk info lebih lanjut bisa datang langsung di Kampus POLMAN Ceper
Batur - Tegalrejo - Ceper - Klaten 
Contact Person :
Miftach di +6287834857112